Sampai di pertigaan, dimana tukang ojeg mangkal. Ternyata abangnya sama kayak yang kemarin hari Sabtu nganter saya ke rumah sakit.
Iya, jadi tuh hari Sabtu saya ke rumah sakit untuk kontrol, e tapi....baca aja disini
https://www.facebook.com/notes/rega-alfi-rosalini/supaya-nggak-lupa/674017292649264
Singkat nya, saya sudah diantar sampai seberang rumah sakit. Dari pintu kaca rumah sakit yang guede itu, saya keliatan kayak anak gunung nyasar. Celana jeans, kaos, jaket pollar lapis waterproof, sandal gunung, serta merta ransel yang nempel di punggung. Celana nya pake saya linting-linting gitu kan, soalnya ngeri banjir lagi. E ternyata udah lumayan surut. Yadahlah...
Setelah memastikan nama saya di recepcionist, saya menuju lantai dua. Di lantai dua cuma bilang,
" Mbak, mau ketemu Dr. Zaini."
" Atas nama?,"
" Rega Alfi, "
" Silahkan tunggu ya, "
Trus saya nunggu.
Gilak gilak gilak, saya udah nunggu 4 tahun, buat kontrol aja juga nunggu lagi?
Oke maaf, gak fokus.
Siang ini, ruang tunggu sepiiiiiiiiiiiiiiii sekali. Sesepi hati ini woahaha -_-
Cuma ada sepasang suami-istri, yang sudah berumur, saya lansir umurnya diatas 50 tahun. Mereka diantar anak laki-laki mereka, yang sedang menggendong bocah berumur 1 tahun-an, yang selalu cengengesan tiap kali melihat eyang uti dan akung nya. Ihh...sebel ngeliatnya, bikin dengki. Saya duduk di seberang mereka. Cuma ditemani ransel yang sudah saya lepas dari punggung. Saya sendiri sedang melepas jaket saya. Ada titik-titik air yang jatuh ketika jaket saya rapikan, ah ya pasti tadi gerimis sedikit.
Jakarta akhir-akhir ini gitu deh, mendung sepanjang hari. But no drops yet, then wuh....it can be heavy rainy all day and night.
Setelah akung -akung itu masuk, saya cuma dipanggil untuk periksa tekanan darah. Duduk, nggak lama saya masuk ruangan.
Hari ini 100/80, normal untuk saya. Its getting better than first i came here. Selama hampir setengah tahun, tekanan darah saya selalu rendah. Iya saya memang hipotensi. Karena sakit ini juga. Dan karena hasil nya mulai bagus, jadi....
" Misi dok, " sapa saya.
" Silahkan, kamu masih naik gunung musim hujan gini?,"
" Haha nggak lah dok, ujan, badai juga disana."
" Oh iya ya, petir kilat, licin juga kan? "
" Bukan dok, badai nya kayak angin gede gitu biasanya,"
" Oh hhaha, ". Nggak ada duit juga dok, batin saya. Sedih men, nginget nya hmph....
" Nggak ada keluhan ya?," tanya nya sembari nulis-nulis di map.
" Umm...ada sih dok, ung....kemaren sesak, "
" Sesak?, " beliau meninggalkan map nya untuk melihat saya sebentar. Kemudian, " Kita periksa dulu, "
" Obat nya masih?," tanya beliau lagi. " Oiya, kalau sesak, minum lagi setengah."
" Habis dok, ". Kayak nya Anda sudah sering bilang gitu deh dok, tapik....-_- useless
" Kapan terakhir kali?,"
" Tadi pagi." padahal saya boong, obat nya belom saya minum haha, tapi takut di marahin. Maap ya dok, tapi bener kok itu tinggal terakhir hari ini.
Beliau memeriksa map, " Terakhir kontrol bulan 11 ya, sekarang udah bulan 1. Lumayan lama,". Saya nyengir...ajah
Lalu, beliau mulai memeriksa dengan stetoskop nya.
" Sesak nya kayak gimana? Seperti di tekan?," tanya beliau setelah kami kembali ke meja.
" Umm iya dok, ah ya...dan....nyeri." saya berusaha mengingat apa yang belakangan saya rasakan.
" Oiya. Sesak atau nyeri nya itu kapan?,"
" Kapan? " saya nggak paham.
" Ketika istirahat? Mau tidur? atau sedang kegiatan?,"
" Ah iya dok, kalau mau tidur, lagi duduk-duduk, gitu Gak jelas dok, suka-suka."
" Haha, iya iya...memang itu karakter sakit nya. Kalau sakit ketika kegiatan, biasanya itu koroner."
Wah, aku baru tahu! Ini hebat! -_-
At least, saya tahu saya nggak koroner. Ngeri aja ngebayanginnya.
Beliau lalu menambahkan catatan lagi di map.
" Tinggal dimana?."
" Munjul dok, "
" Nggak banjir ya, hmm"
" Nggak dok, Alhamdulillah,"
" Ini saya tambahkan satu jenis lagi ya, untuk nyeri nya. Diminum kalau nyeri sekali.".
WHATTTTTTTTTTTTT? MAYGATTTTTTTTTTTT!!!! TAMBAH LAGIIIIIIII.
Rasanya mau gulung-gulung di ruangan itu. Tapi saya masih bisa ngontrol.
" Ya dok, EKG lagi gak dok?,"
" Hmm sudah setahun belum? Oh bulan depan ya setahun?,"
" Iya dok, "
" Boleh nanti kalau mau EKG lagi, untuk kita evaluasi. Tapi biasanya hasil nya nggak jauh beda."
WHAAATTTT? TERUS NGAPAIN DONG DI EVALUASI KALO GAK BEDA????
Setelah itu beliau menyerahkan map untuk dikasih ke kasir. Dan resep obat. Lalu saya pamit.
" Terima kasih dok,".
Tapi, belum sampai situ. Karena, "Mbak, kamu sekalian nebus obat aja. Ambil kartu di kantor ibu. Uang buat EKG nya buat beli obat, "
Oke. Akhirnya, saya menuju kantor ibu untuk ngambil kartu member apotik dan pastinya memberikan laporan kontrol.
Dan begitulah, tiap ketemu temen-temen ibu, yang kebanyakan bude-bude.
" Mbak Rega, abis dari gunung lagi? Item banget kamu Nduk, " saya cengar-cengir doang.
" Nggak kok bude, ini liburan di rumah aja."
Ya Allah, ini kan kulit warisan. Mau dipakein ape jugak tetep aje begini. Mau naik gunung, ke pantai, ke hutan, tetep aje saya berkulit gelap -_- eh tanned deng, eh sama ajalah. Taulah....
Menyenangkan, ketika apotiknya di seberang kantor ibu dan saya
dibekali cakwe yang ibu beli hahaha jadi bisa sambil cemal-cemil. Nah, udah
sampe apotik, ngasih resep. Nunggu. Saya emang hobi nunggu, makanya cinta
bertepuk sebelah tangan. Lah apa hubungannye -_-, gak ada sik.
" Mbak, maaf Bisovel nya kami nggak jual, kalau stileron nya sedang kosong." Mbak apotekernya memberitahu saya.
" Oh...Bisovel nya diganti Hapsen juga gapapa kok mbak,
"
" Oh gitu, baik. Sebentar ya mbak, "
Nggak lama, 'teman' saya untuk sebulan kedepan siap dalam kemasan hijau.
Nggak lama, 'teman' saya untuk sebulan kedepan siap dalam kemasan hijau.
" Untuk Stileron nya kami sedang kosong Mbak, "
" Kalau apotik century deket sini, ada nggak ya mbak?,".
Maka, mbak itu memastikan, stok obat yang saya butuhkan di cabang terdekat.
Dan....dia menelpon cabang terdekat.
" Ada mbak, silahkan kesana. Saya sudah pastikan, "
" Oh gitu, oke makasi Mbak."
Mbak itu bukan mbak yang biasanya ngurusin obat saya, makanya dia
sempet nanya itu untuk siapa. Dan bisa-bisanya saya ganti nama obat, seolah
master. YAEYALAH. " Itu obat saya mbak," saya cuma membalas datar.
Terus muka mbak nya gitu, kayak orang kasian. Welah, saya belom mau matik
keles.
Sampai di apotek kedua, saya langsung kasih ke mbak nya kertas resep. Dan dengan beberapa pertanyaan, akhirnya obat itu sudah siap dalam kemasan hijau. Dan saya langsung memegangnya erat-erat, " We will be best friend forever,". Itu artinya, saya nggak perlu menelan kalian, satu pun. Soalnya itu obat buat nyeri dada dan sesak.
Setelah perjuangan kontrol, musti lewatin jalanan banjir, dan musti sedikit ujan-ujanan (atau gerimis-gerimisan?). Dan beruntung sekali, saya memilih jaket waterproof yang saya pakai hari ini, karena langitnya galau sekali. Satu kali bisa gerimis, lalu berhenti, lalu gerimis deras, lalu berhenti lagi.
Dan perjuangan menebus obat, yang harus dilakukan di 2 apotek yang berjauhan. Yah lumayanlah buat nambah tulisan -_-
Jadi EKG ternyata nggak jadi bulan ini. Atau mungkin nggak akan pernah di EKG lagi? Entahlah, beliau suka galau soalnya.
Sampai di apotek kedua, saya langsung kasih ke mbak nya kertas resep. Dan dengan beberapa pertanyaan, akhirnya obat itu sudah siap dalam kemasan hijau. Dan saya langsung memegangnya erat-erat, " We will be best friend forever,". Itu artinya, saya nggak perlu menelan kalian, satu pun. Soalnya itu obat buat nyeri dada dan sesak.
Setelah perjuangan kontrol, musti lewatin jalanan banjir, dan musti sedikit ujan-ujanan (atau gerimis-gerimisan?). Dan beruntung sekali, saya memilih jaket waterproof yang saya pakai hari ini, karena langitnya galau sekali. Satu kali bisa gerimis, lalu berhenti, lalu gerimis deras, lalu berhenti lagi.
Dan perjuangan menebus obat, yang harus dilakukan di 2 apotek yang berjauhan. Yah lumayanlah buat nambah tulisan -_-
Jadi EKG ternyata nggak jadi bulan ini. Atau mungkin nggak akan pernah di EKG lagi? Entahlah, beliau suka galau soalnya.