Rabu, 23 Oktober 2013

This is Us, Tovarisch.

Rasanya jadi sok drama gitu, hahah mau ngepost soal beginian. Bukan, bukan hati. Bukan soal tulang rusuk. Ini soal "Teman". Atau mungkin lebih, " Sahabat". Tapi rasanya tidak seintens itu. Jadi? Entahlah, saya juga bingung mau mendefinisikan seperti apa.

Dari dulu saya memang lebih sering main dengan cowok. Tomboy sih nggak, cuma memang agak cuek. Dan lagi, bude samping rumah anaknya cowok semua, ada 3 orang. Jadi dulu kalau pulang sekolah suka main ular tangga dengan mereka, sampai ketiduran.

Sebelum saya masuk SD, saya sering main ke rumah tetangga. Anak mereka hanya satu, usianya berbeda sekitar 5 tahun diatas saya. Berhubung dia anak tunggal, dan saya belum punya adik, saya sering main ke rumahnya. Dia benar-benar seperti kakak buat saya, hahah tiap saya jatuh. Saya juga nggak ngerti kenapa sering banget jatuh -_-. Mas ini selalu menenangkan saya yang nangis gulung-gulung hahahha. Abang banget dia. Tapi kemudian negara api menyerang -_- eh bukan itu, sejak saya masuk SD dan dia tidak lama masuk SMP, dia jadi sangat serius. Jadi ya...kami berpisah. Secara tidak layak, karena sampai saat ini kami tidak pernah saling sapa. Aneh rasanya, dulu dia mas saya sekarang jadi orang lain.

Dulu saya punya geng main. Beh, lebih keren dari geng motor hahahah. Ceweknya cuma 4 orang, kadang lebih kalau ada yang mau gabung nongkrong. Kerjaan kita banyak; main. Main benteng, main galasin, main petak umpet batu, dan paling membahana main polisi-polisian. Petak umpet kita agak beda dari yang lain. Karena apa? Kalau jumlah pemainnya banyak, wilayah ngumpetnya jadi lebih jauh. Pernah suatu kali, wilayah ngumpetnya muterin komplek. Beh cadas gak tuh? Begitu lu balik, itu batu udah berserakan lagi, hahahah makanya yang jaga 2 orang bahkan 3.

Main polisi ini juga gak kalah seru. Jumlah maling dan polisi tidak selalu sama. Kenapa? karena di kelompok maling isinya orang-orang dengan kemampuan lari cepat dan gak pilin tempat ngumpet. Dan isinya pasti cowo, saya adalah satu-satunya cewek di kelompok itu. Hahah kalo soal sprint saya bisa, tapi kalau sudah lari dalam waktu lama nafas saya nggak kuat juga. Tapi itu bukan soal, karena saya bisa diajak ngumpet dimanapun. Selokan, semak, bahkan manjat pohon. Oh iya saya bisa manjat, itu bakat ahhahaha. Jadi, jumlah polisi lebih banyak. Kasian kalo nyari kita.

Lagi-lagi mereka seperti abang. Jadi ya...ketika hati mulai bermain, maaf saya nggak bisa. Kalian abang-abang saya. Lebih baik single, daripada merusak suasana pertemanan.

Seru nya lagi, mereka bisa jadi filter dalam memilih laki-laki. Pernah suatu kali, saya digodain (ciyee), saya diem aja. Tapi abang-abang ini langsung pasang benteng, hahaha. Lewati mereka dulu, kalo lulus boleh godain saya lagi hahaha.

Mungkin itu sebabnya saya jadi lebih main fisik ketika berkelahi. Kata mereka, " Mending berantem gaya cowo, satu-dua kali tonjok selesai. Serem kalo gaya cewe, ampe lu jambak-jambakan juga gak bakal kelar. Mana cewe mulutnya tajem banget lagi,". Padahal kan saya cewek juga ya?
" Itu yang kita suka, lu beda aja ama cewe lain, " katanya sih gitu.

Saya lebih suka main sama cowok, soalnya bener kata mereka, cewek itu lebih jahat.
" Eh maaf ya Rega, ku pikir Rega gak punya Barbie makanya gak pernah diajakin main. Ternyata punya, cantik lagi rambutnya panjang," salah satu kalimat yang pernah keluar.
Semenjak itu saya sering diajakin main sama cewe-cewe. Rasanya mereka ngajakin main bukan karena pengen main sama saya deh, tapi karena Barbie saya berambut panjang -_-

Makanya, saya jadi lebih sering main sama cowo-cowo. Dan ini juga yang mempertemukan saya dengan mereka.

Muhammad Indra Gunawan. 
Kami sudah berteman (sampai detik ini) kurang lebih 15 tahun. Indra ini teman dari SD. Tapi kami jadi nyambung sejak SMP. Kami dipertemukan manga, hahaha bersama dengan beberapa cowo-cowo lain dikelas.

Dari dulu Indra emang bakat jahat kalo ngomong. Positif nya dia ini jujur kok hahhaah. Tapi gak brengsek, I'm swear. Kalau ngomong suka nggak diatur, ambisius, banyak mau pula. Seideal-idealnya golongan darah B adalah Indra.

Saya adalah L, Indra adalah Light Yagami. Kami selalu berbeda pendapat, tapi kami bisa bekerja sama. Bedanya, L-Light bisa saling menusuk, kami bisa saling meracuni hahahah nggak deng.

Indra adalah perpustakaan Shonen Magz. Saya adalah perpustakaan komik Death Note dan Tsubasa Reservoir Chronicle. Setiap hari Jumat, kami membawa komik dan nongkrong di kelas sampai sore dari selesai sholat Jumat untuk baca komik. Sounds great yeaah!!!

Mungkin hal seperti ini juga yang bikin beberapa fans nya Indra dan mantannya kesal. Hahahaha, lagian cemburu ama gua. Bloon dah.
" Aku Kaze, Ndra lu Yuki ya, "
" Ogah, gila. Sarap lu ye?,"
" Lu harus jadi Yuki, artinya salju. Lu kan dingin, "
" Iya gue cool. Ok, gua akan membekukan kalian semua, "
" Ih kita temen, "
" Gue gak butuh temen kayak lo, ". Brengsek emang orang itu.

Mungkin ada yang merasa Indra jarang bisa ketawa, makanya bisa mikir saya dan Indra bukan temenan biasa. Tapi percayalah, membuat orang ini tertawa adalah hal mudah. Buat saja dirimu telihat bodoh di depannya dan di depan banyak orang. Atau biar kan orang ini menjegal kaki mu sampai jatuh. Dua hal itu akan membuat Indra tertawa bahagia. Orang ini jahat luar biasa.

" Kalian kenapa gak jadian?," BWAHHHAHAHHAHAHA bahkan Ibu saya juga pernah berpikir begitu? Bagaimana bisaaaaaa?
Saya tau seleranya Indra. Indra tau seperti apa yang saya suka. Dan kami tidak saling mencocokan diri. Malah kami memiliki selera pasangan yang sama, " gak ribet, gak suka sms sering-sering. Status lu bukan istri atau ibu gua, jadi gak perlu gua ngasih informasi ke lu sering-sering, ". Itu prinsip kita.

Tahun lalu, saya membelikan Indra sepasang sepatu hahhaha
" Ndra, nomor sepatu lu berapa?,"
" 42. Asiiikk, Yongki yaa,"
" Kagak ada. Mahal. Oke, ya udah, " telepon mati.
Itu sebetulnya mau ngasih kado, tapi kami tidak terbiasa bersikap sok manis ngasih kejutan hahaha. Jadi yaaa telpon aja langsung, toh juga nggak tau ukurannya. Dan nggak dibungkus kado, kasih gitu aja.

Beberapa minggu setelah Bapak meninggal, Indra, Habsyi, Ganis, dan Lisa datang ke rumah. Saya tahu mereka ingin menyampaikan ungkapan duka cita, tapi...hahahaha Indra bukan orang yang bisa ngomong baik. Jadi cuma menyampaikan kalau dia gak enak karena baru datang, karena dia waktu itu ada di asrama IC. Yang lain juga menyampaikan hal serupa. Guys, mata kalian berbicara lebih banyak. Thanks :")

Dan belum lama ini, saya menangis, untuk pertama kalinya di depan Indra. Masalah pribadi, keluarga malah sebetulnya. Kenapa Indra? Dia adalah makhluk paling rasional yang saya bisa terima alasannya, setelah Bapak. Semua keluar. Hmph...Indra saat itu jadi pendengar. Dan akan menjawab hanya jika saya bertanya. Itu baru namanya sahabat. Kadang, kita gak butuh banyak orang untuk menyelesaikan masalah, hanya butuh pendengar.

Pertama kali saya lihat Indra kecewa, dan gak tahan ngeliatnya ketika pengumuman kelulusan SMP. Nilainya bagus, tapi mungkin nggak sesuai dengan keinginannya. Atau karena nama saya ada diatas namanya? -_- Indra tidak sejahat itu, kadang.

Dia juga yang menjadi filter saya untuk memilih pasangan. Jadi kalau lagi deket sama seseorang (ciyee) saya akan tanya Indra, walaupun suka telat nanya. Jadi pasti saya di bego-begoin -_-
Tapi memang begitu adanya. Daripada saya yang nyesel.


Shuhaji Taufiq
Saya kenal Aji, baru setelah masuk SMP. Kami satu kelas saat kelas 7 dan 9, sama kayak Indra. Sekarang Aji kuliah di Volvogard, yang bikin tambah seneng dengernya dia biayain kuliahnya itu sendiri. Karena setahun sebelumnya dia kerja.

Malam sebelum Aji berangkat, kita bikin Farewell Party di rumah saya. Gak party juga sih, kita makan pecel ayam depan komplek, terus...ngobrol sampai jam 1 pagi. Huwaaa rasanya pengen nangis, pas kita semua pamitan. Terus kita foto bertiga, tapi file nya di Indra semua -_-
" Makasi ya, kalian juga kok yang dukung gue." aaaahh Ajiiii :'(

Tadinya saya mau nganterin Aji ke Bandara. Tapi kata Aji, dia gak enak sama keluarganya karena bakal mikir yang macem-macem. Mikir saya pacarnya Aji gitu? -_-
Dan ternyata, Indra juga punya niat yang sama. Nganterin Aji. Cuma cuma kita....terlalu malu-malu, kalau kita takut kangen.

Setelah itu kita hanya berkomunikasi dengan FB, WA, jarang bisa Skype.

Kalau Indra itu Shonen Magz, saya Death Note dan TRC, Aji adalah Naruto dan Bleach. Saya, Aji, dan Habsyi pernah main ke rumah Indra pasca acara kelulusan SMP. Kita pesta komik dan anime.

Pernah punya mantan, yang kita sama-sama tau, dan selalu jadi bahan cengan ahhahah kocak. Adiknya banyak banget, kakanya juga. Jadi selama 3 tahun di SMP, dia selalu ketemu anggota keluarganya.

Terakhir kali kita ngumpul lama itu setelah kita selesai karaoke 2 jam. Saya bingung dengan cowo-cowo ini, di depan orang bisa cool tapi di depan saya, keluar semua kekoplakan. Mulai dari masalah kuliah, lagi deket sama siapa.
" Pokoknya, kalo gua mau nikah, calon gua harus ketemu kalian. Dan calon kalian harus ketemu gua. ".
Kami sama-sama nggak suka dikekang. Nggak suka pasangan yang berlebihan. Nggak suka orang yang suka display.

Mohammad Habsyi K
Terakhir kali ketemu anak ini waktu buka bersama reuni SMP. Eh apa iya ya? Lupa. Kalau Habsyi ini, komik One Piece. Homo-an nya Aji dari SD hahhaha dulu di awal masuk SMP mereka berdua terus, lucu banget :3
E tapi pernah ketemu di POM Bensin deket Cipinang, hahahah setelah sekian lama nggak ketemu. Takdir sekali.

Entah faktor apa, hubungan cinta mungkin. Dia memisahkan diri dari kami, dan kami nggak tau lagi kabarnya sekarang.

Selama persiapan UN, kami sering belajar bersama sepulang sekolah. Saya akan pegang materi biologi, Indra pegang materi fisika. Matematika dan Bahasa Indonesia akan kami debatkan bersama. Kalau Bahasa Inggris hahahah saya dan Indra paling berisik. Kami lulus dengan memuaskan, dengan usaha kami. Ahh...itu paling membahagiakan.

Saya, Indra, dan Aji
Satu hal, yang saya dapatkan dari hubungan ini. Ini bukan pertemanan, kami jarang kumpul nongkrong bareng. Kami tidak pernah bermanis ria, ini bukan persahabatan. Ini adalah simbiosis mutualisme, komensalisme, kadang parasitisme (traktiran coy) ahahah.

Mereka nggak akan bilang saya benar, seberapapun itu menyakitkan. Itu kan namanya hubungan baik?
Semakin banyak pujian yang keluar dari 'teman' mu, maka semakin diragukan kevalidannya. Seorang 'teman' akan membantu mu berpikir, bukan mengiyakan semua yang kamu inginkan.

Sekarang, Indra di Akuntansi UI (masih bingung Ndraaaa, kenapa pilih Akun? Hmph...) biar masih di deket sini, tapi doi sibuk banget ahahah jadi ya kalo emang udah pengen cerita gengges baru kita nongkrong.

Aji di Volvogard, lupa ngambil apa. Sangat jarang bisa dihubungi. Katanya 3 tahun lagi baru pulang ke Indo. Yah dia harus dateng nikahan gueeee

Rasanya....kangen.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar