Tepi Jakarta yang mulai ramai, hari terakhir tahun 2015
Kepada,
Perempuan disana; diriku yang berusaha menyembuhkan luka
Aku melihatmu, menangis meringkuk di sudut kamar dengan lampu dimatikan, dan pintu tertutup.
Teriakan di lantai bawah, bercampur isak. Dan pukulan-pukulan, meja mungkin.
Suaramu tertahan. Kenapa tidak dilepaskan? Bukankah menahan air mata itu menyesakkan dada?
Komputer portable mu masih menyala, kamu tinggalkan dan memilih bersembunyi di kamar gelap dengan pintu terkunci.
Kamu, kenapa?
***
Aku sering bangun dengan dada sesak, kepala sakit, mata sembab bengkak. Entah karena menangis semalaman atau...mimpi yang menyiksa. Yang tak kutahu apa sebabnya, kenapa mimpi-mimpi itu sering datang. Mimpi soal kehilangan. Oh...jangan lagi.
Aku terbangun dengan isak, kamar ku masih gelap, dan sendirian. Aku hanya mampu mengucap nama-Nya sembari mengusap air mata yang muncul dari mimpi, mimpi....lucu sekali. Aku bahkan bisa menangis dalam mimpi. Kemudian, aku memegangi kepala sembari meneruskan isakku, teringat lagi apa yang mimpi itu munculkan.
***
Kalau begitu jangan...Jangan menangis sendirian. Jangan menangis sambil tidur. Jangan menangis lagi dalam mimpi. Jangan menangis meringkuk dalam gelap. Jangan menangis dengan memegangi kepala seakan dunia berputar dan mendorongmu ke dinding. Jangan menangis lagi.
***
Oh...kalau saja aku bisa. Siapa yang mau jadi gila seperti itu? Siapa yang mau dalam kondisi seperti ini? Tapi memang sedang kucoba...menata hidup. Rasanya mau pergi jauh, tapi sepertinya kesakitan adalah hidup ku. Yang itu bisa diterjemahkan secara harfiah juga.
Aku bisa pusing, sesak, walaupun tidak menangis. Dan ketika menangis, rasanya bisa lebih buruk lagi. Yah...mau bagaimana. Rupanya menjadi tegar itu jauh lebih sulit.
***
Kalau begitu, menangislah. Jangan ditahan, karena itu sama sulitnya. Lagipula, siapa bilang air mata itu tanda kelemahan? Kamu bukan batu. Kalau itu memang melegakan, keluarkan saja. Menangis itu tidak dosa.
Siapa tahu, air mata bisa menyembuhkan luka...ya...siapa tahu. Kalaupun tidak, semoga bisa meringankan hati.
Dari,
Dirimu, yang sama sakitnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar