Jakarta, 11 Februari 2014
Kepada Seseorang
Di Tempat mu duduk
Di Tempat mu duduk
Sudah cangkir kopi ke berapa malam ini? Malam kamu membaca ini. Atau pagi? Atau siang? Atau mungkin senja?
Dalam wilayah geografi, waktu mu- waktu ku masih berada dalam satu wilayah. Pun ada perbedaan, masih dalam kisaran menit. Tapi, kita masih saja sibuk mengira-ngira kapan disana-kapan disini. Aneh.
Sudah hati ke berapa yang kamu sakiti bulan ini? Atau tahun ini? Atau mungkin hari ini?
Jangan bertanya orang ini sedang apa disini. Jangan cerita kamu sedang apa disana. Bukan tidak peduli. Semua bisa saja semu.
" Aku sedang mendengarkan lagu, Maroon 5.". Di tempat duduk ku, dihadapan monitor laptop, orang ini sedang memandangi wajah tercinta nya. Cinta lamanya. Cinta terpendamnya.
" Aku sedang tidak dengan wanita manapun, ". Di tempat mu terpejam, mungkin saja ada puluhan wajah wanita yang muncul dibalik kelopak matamu. Wajah yang mengenal mu, wajah yang kamu kenal. Wajah yang mencintaimu, wajah yang kamu cinta. Wanita yang tidak punya hubungan darah dengan mu, tapi menyesakkan wajah dan namanya di dirimu.
Orang ini tidak pernah mengenal mu sebelumnya. Kamu tidak pernah mengenal orang ini sebelumnya. Untuk itukah kita dipertemukan? Dan aku masih saja menyebut kita. Sial.
Entah Tuhan punya rencana apa. Aku-Kamu dipertemukan dalam situasi sinetronis seperti itu. Rasanya menyebalkan mengingat perlakuan mu kepada hati ini.
Aku sudah rapuh. Lahir-batin. Bermacam kehilangan pernah aku lewati, dengan tersaruk-saruk. Kalau ada hati wanita yang ingin kamu sakiti, kenapa aku wanita itu? Kenapa wanita yang tidak pernah kamu kenal sebelumnya? Supaya tidak perlu melihat wajah ku yang menangis? Supaya tidak perlu melihat wajah nelangsa ku? Supaya kamu bisa puas tertawa disana? Licik.
Bukan salah ku dengan tindak skeptis ini. Aku hanya tidak ingin terluka lagi.
Dalam wilayah geografi, waktu mu- waktu ku masih berada dalam satu wilayah. Pun ada perbedaan, masih dalam kisaran menit. Tapi, kita masih saja sibuk mengira-ngira kapan disana-kapan disini. Aneh.
Sudah hati ke berapa yang kamu sakiti bulan ini? Atau tahun ini? Atau mungkin hari ini?
Jangan bertanya orang ini sedang apa disini. Jangan cerita kamu sedang apa disana. Bukan tidak peduli. Semua bisa saja semu.
" Aku sedang mendengarkan lagu, Maroon 5.". Di tempat duduk ku, dihadapan monitor laptop, orang ini sedang memandangi wajah tercinta nya. Cinta lamanya. Cinta terpendamnya.
" Aku sedang tidak dengan wanita manapun, ". Di tempat mu terpejam, mungkin saja ada puluhan wajah wanita yang muncul dibalik kelopak matamu. Wajah yang mengenal mu, wajah yang kamu kenal. Wajah yang mencintaimu, wajah yang kamu cinta. Wanita yang tidak punya hubungan darah dengan mu, tapi menyesakkan wajah dan namanya di dirimu.
Orang ini tidak pernah mengenal mu sebelumnya. Kamu tidak pernah mengenal orang ini sebelumnya. Untuk itukah kita dipertemukan? Dan aku masih saja menyebut kita. Sial.
Entah Tuhan punya rencana apa. Aku-Kamu dipertemukan dalam situasi sinetronis seperti itu. Rasanya menyebalkan mengingat perlakuan mu kepada hati ini.
Aku sudah rapuh. Lahir-batin. Bermacam kehilangan pernah aku lewati, dengan tersaruk-saruk. Kalau ada hati wanita yang ingin kamu sakiti, kenapa aku wanita itu? Kenapa wanita yang tidak pernah kamu kenal sebelumnya? Supaya tidak perlu melihat wajah ku yang menangis? Supaya tidak perlu melihat wajah nelangsa ku? Supaya kamu bisa puas tertawa disana? Licik.
Bukan salah ku dengan tindak skeptis ini. Aku hanya tidak ingin terluka lagi.
(bukan) Salam hangat,
RAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar