Minggu, 13 September 2015

Bapak, tunggu sebentar...

Jakarta, 13 September 2015


Bapak, tadi Rega ke makam...

Pak, banyak yang bertanya, ada juga yang 'ngece' karena Rega pakai rok lagi.
Lagi. Iya, setelah lulus SMA tidak sesering pakai rok. Bukan karena nggak ikut kegiatan masjid lagi.
Tapi karena...sesuatu yang lebih dalam. Hati ini butuh banyak belajar.

Beberapa bercanda, " Ciyeee, tahun depan dilamar deh nih!,". Duh, padahal Rega pakai baju begini bukan buat diliat lawan jenis. Baju yang Rega pakai buat BAPAK.

Tapi Rega mau cerita sebentar,

Setelah Bapak dipanggil Allah, Rega marah. Nggak terima. Tapi karena Rega ikut kegiatan di masjid, bagusnya perasaan marah itu sembuh sendiri. Tapi ternyata itu nggak bagus-bagus amat.

Kurang-lebih setahun setelah Bapak nggak ada, Allah kembali menimpakan ujian. Bukan kontra soal meneruskan kuliah kemana, seperti teman-teman Rega waktu itu. Rasanya aneh, kali itu masjid bukan lagi tempat nyaman untuk curhat. Rega juga nggak bisa cerita ke teman. Nggak mungkin rasanya cerita soal itu ke teman. Kasus ini berat. Setelah beberapa tahun kasus itu terlewat, ada yang bilang kalau Rega beruntung masih waras. Anak lain mungkin bakal hilang akal.

Satu hari, Rega bolos sekolah. Setelah semalaman menangis, mata Rega bengkak. Rega malu pergi ke sekolah. Percuma, toh di sekolah juga nggak bisa mikir. Di rumah juga akhirnya cuma nangis seharian. Rega capek...

Rega marah lagi sama Allah. Kenapa sih? Kurang ngasih ujiannya? Seneng amat ngasih ujian? Kayak nggak ada yang lain aja yang bisa diuji. Lucunya, Rega tetap sholat. Tapi cuma sebatas gerakan dan bacaan. Hati Rega sama sekali nggak terarah untuk ibadah, ngambek ceritanya.

Suatu malam, Rega ngadu habis-habisan. Percakapan antara hamba dan Tuhannya, makhluk dan Pencipta, hanya di mengerti bagi mereka yang senantiasa percaya kalau....Allah Maha Baik.

Saat itu, ketika sepertiga malam...Rega nggak mikir sajadah yang basah karena air mata. Biar.
Kekesalan Rega adukan semua, pakai bahasa sehari-hari, dan nggak masalah. Allah senantiasa Maha Mendengar.

Kenapa? Ngambek ya? Dari kemaren sholat tapi nggak bener amat. Ngambek kenapa? 

Kenapa sih? Kenapa Rega lagi? Salah Rega dimana sih? Ada ratusan anak di sekolah, kenapa Rega lagi sih? Allah udah ambil Bapak. Sekarang Allah kasih ini lagi.

Loh, memang kenapa? Sekarang coba pikir. Bapak mu itu punya siapa? Kamu? Yakin? Badan mu sendiri aja bukan punya mu lho.

Rega diam. Mikir. Terus sesengukan. Merasa bodoh. Marah kok sama pencipta sendiri.

Sekarang, pikir lagi. Kamu marah karena dikasih 'beginian'? Kamu dikasih ginian, bisa kan ngelewatinnya? Buktinya sekarang masih baik-baik aja. Sekali-kali kamu harus keluar dari zona nyaman. Lagian, kalau kamu jadi jelek yang rugi siapa? Orang yang jahat sama kamu. Dia berhasil bikin kamu gagal. Ini cara supaya kamu tetap di jalan, supaya kamu nggak jauh dari-Ku. Soal mau marah sama orang itu, nggak usah. Ada balasan sendiri kok buat dia, tenang aja. Percaya deh, Aku nggak pernah jauh. Buktinya, kamu nggak Ku biarkan kan? Kalau Aku mau, kamu bisa Ku cuekin, biarin aja kamu mau bener mau salah.

Sejak itu, Rega memang jadi nggak banyak mengeluh lagi. Tapi rasanya jadi malu...
Malu karena segitu nggak percaya nya sama Allah. Malu karena marah sama Allah.
Akhirnya, karena malu, jadi malu ke masjid, malu sering-sering ketemu Allah di sepertiga malam, malu baca surat cinta-Nya. Dan akhirnya, jadi....Rega yang kemarin. Alhamdulillah jilbab masih...

Terus, kayaknya Allah mulai ngirim pesan lewat beberapa orang. Salah satunya, Mbak H, yang mengajar ngaji di masjid setiap Ramadhan selepas Tarawih. Beliau sudah lama menikah, tapi belum juga dikasih keturunan. Beliau nggak marah Pak, nggak lantas berpikir kalau Allah itu nggak adil. Masya Allah, beliau justru mengajarkan mengaji di masjid setiap malam, gratis buat yang mau belajar. Tapi sudah 2 tahun ini Rega nggak ikutan lagi. Sejak sering keliatan di masjid, orang-orang jadi sering minta Rega baca tilawah di acara-acara. Padahal...Rega aja begini. Mereka nggak tau aja Rega pernah kenapa.

Belum lama ini, di timeline Rega baca postingan.

4 Golongan Laki-laki yang ditarik Wanita ke Neraka

1. Ayah
2. Suami
3. Saudara laki-laki
4. Anak laki-laki (Sila cari artikel nya, maaf lupa alamatnya)

Sempat berbakti sama Bapak pun nggak dikasih waktu sama Allah, Bapak bahkan nggak sempat lihat Rega lulus SMA. Masa iya Rega seret Bapak ke neraka? 

Bapak, maafin Rega. Cuma karena Rega malas pakai rok, cuma karena takut gerah, cuma karena...ah...seribu alasan juga jadi kalau dicari. Maaf pak, Rega belum benar. Rega usahakan pakai rok dan baju yang layak sekarang, pakai jilbab menutup dada dan gak nerawang, dan kaos kaki.
Tapi kalau kondisi nggak memungkinkan pakai rok, Rega juga pakai celana yang nggak ketat. Karena belum ada jilbab baru, jilbab lama Rega dobel supaya nggak nerawang. Kadang memang suka malas buat bikin dobelan jilbab nya, pakai kaos kaki nya. 

Jadi maaf Pak, tolong tunggu sebentar. Rega masih belajar dan istiqomah buat begini. Insya Allah Rega nggak narik bapak ke neraka. Amin ya Rabb...

Wassalam, 

Putri mu   






Tidak ada komentar:

Posting Komentar