Ah...tidak terasa sudah 4 bulan Saya menjalani pengobatan ini, atau perawatan ya disebutnya? Entahlah.
Pagi ini (Sabtu, 22 Juni 2013), Saya terbangun sebelum subuh dengan wajah penuh air mata, seriously. Mimpi yang nggak bisa saya jelaskan, singkat cerita Saya berteriak, entah Saya seperti kehabisan akal sehat, mungkin gila. Begitu bangun, Saya ngos-ngosan, setelah itu ada suara di kepala Saya. Saya yakin sadar, tapi ada suara yang bilang jenazah Bapak masih di lantai bawah. Saya di seret ke memori 3 tahun lalu. Dis-orientasi waktu. Sepertinya Saya beneran gila. Tiba-tiba Saya teriak manggil Bapak, semuanya lepas kontrol.
Sampai pembantu Saya yang Saya panggil Bude, datang dari lantai bawah. Dia membuka pintu, memanggil-manggil Saya.
" Nduk..nduk...ngimpi yo? Tangi sik, ". Dia duduk di tepi tempat tidur Saya, masih dengan lampu mati. Penerangan hanya dari lampu luar yang cahayanya masuk lewat pintu kamar Saya yang terbuka.
" Ngimpi? Istighfar nduk, istighfar. Wis tah, tangi. Ngombe sik yo?,"
Saya hanya bisa mengangguk tanpa bersuara, karena yang bisa keluar dari bibir cuma suara sesengukan.
Bude datang lagi ke kamar dengan menyalakan lampu kamar dan sebotol air putih.
Saya meneguk beberapa kali.
" Mimpi?, "
Saya hanya mengangguk, sebenarnya Saya nggak yakin itu disebut mimpi. Tapi Saya nggak bisa mejelaskan lebih.
" Subuh sekalian, sebentar lagi adzan, " kata Bude sebelum pergi dari kamar.
" Lagi gak sholat, "
" Yo wis turu meneh, bismillah nduk.". Bude menutup pintu.
Saya keluar kamar, mencuci muka. Ah mata Saya bakal bengkak nih. Ah iya mau kontrol pula -_-
Sekitar pukul 8 pagi Saya baru bangun lagi dengan mata bengkak.
Saya turun, lalu langsung bersih-bersih. Ibu yang juga sudah bangun langsung tanya soal kontrol.
Akhirnya, karena mau jemput Dito yang latihan drumband sekalian Ibu nganterin Saya kontrol.
Saya dapat urutan ke-6 hari ini. Sambil nunggu, Saya coba menimbang berat badan Saya. 45,1 kg, lumayan. Hasil tensi hari ini 100/70. Sebetulnya itu di bawah normal, untuk orang normal. Haha jadi Saya nggak normal? Sial, bukan. Saya hipotensi, biasanya 90/70, jadi hari ini mendingan lah.
Giliran Saya masuk.
" Ada keluhan?," tanya Kardioman.
" Nggak dok, "
" Oh kamu yang pendaki itu bukan? Iya kan?," beliau senyam-senyum.
" Iya dok, "
Beliau menaruh stetoskop nya di dada kiri Saya, dan bergumam, " Bagus...,"
Saya, tanpa komando, memiringkan tubuh ke kanan, beliau menaruh stetoskopnya di punggung sebelah kiri.
" Bagus ya...sudah teratur..."
You know what? Gua cengar-cengir gak nahan ahhahahahahahah.
" Masih suka naik gunung?,"
" Masih dok, "
" Kapan terakhir kali?,"
" Kemaren dok, baru pulang ngutan,"
" Udah pernah ke Gede ya?,"
" Iya dok, aduh susah mau dilarang juga, " kali ini Ibu yang jawab.
" Yah namanya hobi. Asal gak ada apa-apa, boleh aja kok, ". Singkat cerita beliau menanyakan hobi Saya.
" Masih harus minum obat sampai kapan ya Dok?," Ibu nanya, sesuai apa yang mau Saya tanyakan.
" Hmm nanti bu, pelan-pelan. Ini sudah bagus jadi sehari sekali aja ya."
Saya mengangguk. Lega. AAAAAAA BAKAL BERAKHIR BENTAR LAGIIIIIIII
" Nanti, jadi seperempat sehari, lama-lama gak perlu minum lagi,"
Saya mikir, setengah sehari aja Saya musti matahin pil sekecil itu, gimana matahin seperempat cobak?
Ah ya udah lah, yang penting udah mau sehat :))))))
" Oh iya nanti setelah 6 bulan, Maret-April-Mei-Juni-Juli-Agustus. Nah Agustus coba EKG lagi, "
" Oh..gitu ya Dok, "
" Iya, pemakaiannya gak bisa tau-tau berhenti entar jelek hasilnya, jadi harus pelan-pelan."
Sebentar lagi, Saya akan meninggalkan sebutan "Rega si Manusia Obat". Gelar ini Saya dapat dari abang-abang ketika Saya release raptor dan monitoring pasca release.
Kesan yang Saya dapat setelah Saya menjadi pasien beliau, beliau hampir tidak pernah menemui pasien senekat Saya. Saya, sepertinya, sesuatu yang benar-benar hidup dalam daftar pasiennya. Kalian harus lihat senyumnya ketika Saya memasuki ruangannya, ahahahah riang bener. Seperti, " ada cerita apa dari anak ini?,".